Rabu, 30 Maret 2011

Ibu Rumah Tangga dan Suami

Suami adalah pemimpin dalam keluarga. Sebagai pemimpin, mereka berhak memutuskan. Namun sang istri yang bertanggung jawab terhadap keluarga, juga berhak memberikan berbagai masukan. Suami tidak akan bisa memberikan keputusan yang bijak tanpa melibatkan istrinya, karena sang istri yang mengelola keluarga dan mengetahui seluk beluk anggota keluarga. Tanpa mempertimbangkan posisi suami, sang istri juga tidak bisa memutuskan secara bijak, karena keluarga tetap membutuhkan sumbangsih pemikiran kepala keluarga.
Suami adalah partner dalam mewujudkan tujuan keluarga kita. Usahakan seorang istri bisa membina hubungan dengan suami secara jujur, terbuka dan intens. Dengan sikap ini, bersama-sama suami akan menentukan apa yang terbaik buat keluarga, serta menentukan langkah-langkah untuk  memecahkan kendala yang ada. Antara keduanya harus mengetahui kelemahan serta kelebihan masing-masing dan saling mendukung.
Sangat penting menyamakan tujuan, visi, serta misi keluarga. Karena akan dapat menyelamatkan keutuhan rumah tangga, serta kita mengemban amanah yaitu menghantarkan anak meraih surganya. Hal-hal yang menyangkut anak tetap harus melibatkan kedua orang tuanya. Sehingga di mata anak  keduanya demikian kompak dan anak akan mudah terbentuk karakternya.
Keterbukaan bisa dijalin dalam berbagai hal, misalnya, si istri mengutarakan bahwa ia begitu merasa kecapean menangani tiga anak dengan jarak umur yang begitu dekat. Suami bisa membantu menyelesaikan beberapa tugas rumah tangga atau menyediakan pembantu, sehingga memperingan tugas istri, dan posisi istri sebagai pendamping suami dan ibu bagi anak-anaknya akan optimal. Keterbukaan dengan suami bisa kita latih sedini mungkin. Kalau kita termasuk orang yang susah memulai keterbukaan, mulailah dengan menanyakan hal-hal yang disukai suami dan dalam suasana yang santai, misalnya menanyakan mengapa dahulu memilihnya untuk dijadikan istri. Demikian juga bagi istri akan memberikan masukan k suami, alasan kenapa dahulu si istri mau diperistri olehnya. Hal ini selain untuk mengawali jalan keterbukaan, juga akan menimbulkan rasa romantis antara suami istri.
Bisa juga menanyakan makanan kesukaannya atau suami ingin diperlakukan seperti apa. Ingat, keterbukaan akan terjalin dengan baik kalau dilakukan dengan suasana yang yang santai dan suasana hati yang senang. Jangan awali keterbukaan dengan mengkritiknya terlebih dahulu. Orang yang dikritik biasanya akan terluka sehinggga lebih memungkinkan ia menghindar atau menyerang. Bukannya keterbukaan yang di dapat, mungkin malah akan menimbulkan pertengkaran. Sebagai istri pasti tau suasana hati suami setiap saat. Kalau suatu saat suasana hatinya buruk, anda bisa menghiburnya atau menunda apa yang akan disampaikan. Setelah membaik suasana hatinya, baru bisa mengajaknya untuk berdiskusi. Istri bisa membuat komitmen untuk selalu saling menjaga. Tidak hanya pihak istri saja yang harus menjaga perasaan suami, tapi suami juga harus menjaga perasaan istri. Dengan adanya rasa saling menjaga niscaya kehangatan dalam rumah tangga akan selalu terjaga.

sumber : http://www.bumiasri.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar